Gangguan pada Pembuluh Darah
Aterosklerosis
Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke. Jika arterosklerosis terjadi dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan serangan jantung. Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak. Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.
Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah secara mendadak.[4]Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang berlangsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental.[4] Serangan jantung pertama kali digambarkan pada tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang.[4] Akibatnya, muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.[4]
Gejala-gejala serangan jantung:
- Kelelahan atau kepenatan
Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.[4]
- Palpitasi (jantung berdebar-debar)
- Pusing dan pingsan
Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa dengan baik.[4]
Tumor Jantung
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun nonkanker (benigna, jinak).[4] Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:
Tumor Primer
Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.[4]
Tumor Sekunder
Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya paru-paru, payudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.[4]
Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma.[8] Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur.[8] 75% dari miksoma berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).[8]
Gejala miksoma:
- Penurunan berat badan
- Demam
- Pilek
- Nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin
- Jumlah trombosit darah rendah.[8]
Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.[9] Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. [9] Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak.[9] Gangguan fungsi otak ini yang menyebabkan gejala stroke.[9]
Jenis-jenis Stroke
Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)
Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat.[9] Stroke sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli.[9] Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis).[9] Emboli adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah dari jantung).[9]
Stroke Perdarahan
Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:
- Stroke Perdarahan Intraserebal
Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukimia.[9]
- Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).[9]
Faktor Risiko Stroke
1. Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.[9] Orang dengan riwayat keluarga stroke mudah terkena penyakit stroke.[9]
2. Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah
Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes, obesitas.[9]
Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi.[4] Seseorang mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.[9] Hipertensi merupakan faktor risiko stroke, dan serangan jantung.[9]
Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat.[9] Peningkatan kadar gula berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin mudah terkena stroke).[9]
Obesitas
Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi.[9] Penelitian menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan sentral) dengan peningkatan risiko stroke (Olsen, 2003).[9] Kegemukan sentral didefenisikan sebagai lingkar pinggang 120 cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih pada perempuan.[9]
Gangguan pada Darah
Anemia
Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam darah.[3] Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya volume darah dari volume normal.[3] Anemia dapat terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya akibat kecelakaan.[3] Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12, anemia ini disebut anemia pernisiosa.[3]
Thalasemia
Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin).[3] Jika penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.[3]
Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:
Thalasemia Mayo
Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah.[3] Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.[3] Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.[3]
Thalasemia Intermedia
Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.
Thalasemia Minor
Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan anemia ringan.
Leukimia (Kanker Darah)
Leukimia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali.[10] Disamping itu, sel darah putih akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia berat. Gejala leukimia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi, berkeringat terutama di malam hari.
Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku. Luka sedikit saja darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada anaknya. Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-laki. Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum dewasa jika menderita penyakit ini.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_pada_sistem_peredaran_darah_manusia
Video Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar